Di dalam dunia ini sebenarnya tidak ada orang yang gagal atau tidak berhasil. Yang ada sebenarnya orang yang menyerah atau berhenti di tengah jalan dalam pencapaian tujuannya. Untuk lebih memahami maksud tersebut, marilah kita menyimak kisah seekor katak dan gajah di bawah ini.
Kisah ini menceritakan seseorang yang hampir putus asa dan  menyerah dalam mencari jalan keluar untuk masalah-masalah yang  dihadapinya. Orang tersebut telah berkali-kali mencoba berbagai cara  agar usaha yang dia tekuni bisa mencapai tingkat kejayaan. Tetapi  usahanya gagal.
Dalam keadaan putus asa saat itulah orang  tersebut berusaha menenangkan pikirannya agar dapat berpikir lebih  jernih dalam mencari jalan keluarnya. Maka orang tersebut pergi ke suatu  desa yang tenang dan duduk di pinggiran anak sungai. Orang tersebut  berkata dalam hatinya: "Apakah ini yang selalu dikatakan oleh  orang-orang yaitu takdir? Apakah saya ditakdirkan untuk selalu gagal?  Apakah saya ditakdirkan untuk menjadi orang yang tidak bisa berhasil?" 
Lalu  orang tersebut berdoa dalam hatinya: "Tuhan, hamba memohon berikanlah  hamba petunjuk dan jalan keluar agar usaha hamba bisa bangkit dan  sukses." Setelah berdoa, orang tersebut memandang sekelilingnya, dan dia  melihat seekor katak yang hendak menyeberangi anak sungai. Katak  tersebut melompat-lompat di atas batu. Dari batu pertama melompat ke  batu yang kedua, terus melompat lagi ke batu yang ketiga, dan seterusnya  sampailah di batu yang terakhir untuk naik ke seberang anak sungai.  Tetapi apa yang terjadi? Katak tersebut jatuh pada lompatan batu  terakhir, karena batu yang terakhir ternyata sangat licin.
Katak  tersebut tidak putus asa, dan terus menerus mencobanya. Timbul dalam  benak orang tersebut untuk menghitung berapa kali cobaan melompat agar  katak tersebut bisa berhasil. Pertama lompat gagal, kedua gagal, ketiga  gagal, keempat gagal, kelima gagal juga. Katak tersebut berhenti  seolah-olah sedang berpikir. Lalu mencobanya lagi, keenam gagal, ketujuh  gagal, kedelapan gagal, kesembilan gagal juga. Dan katak tersebut  berhenti lagi, kali ini katak tersebut berhenti agak lama seolah-olah  sedang menyusun strategi dan rencana untuk mencobanya lagi. Setelah itu  katak tersebut mencoba lagi, kesepuluh gagal, kesebelas gagal, dan yang  keduabelas katak tersebut melompat dengan sekuat-kuatnya, dan sampai di  atas batu terakhir yang sangat licin. Katak tersebut terpeleset lagi  tetapi tidak putus asa dan terus menerus menendang-nendang kakinya di  atas batu yang licin dan akhirnya berhasil lompat keluar dari batu yang  licin tersebut.

Orang  tersebut berkata dalam hatinya: "Katak tersebut telah mencoba dua belas  kali lompatan baru bisa berhasil menyeberangi anak sungai ini,  sedangkan saya baru mencoba 5 kali cara saja sudah putus asa. Baiklah  saya akan mencobanya lagi".
Lalu orang tersebut berjalan kaki  hendak pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, dia melihat seorang  kakek dan seekor gajah besar peliharaan kakek tersebut. Gajah besar itu  hanya dirantai kakinya dengan menggunakan rantai yang kecil. Kemudia  orang tersebut bertanya kepada kakek penjaganya: "Kakek, gajahnya hanya  dirantai dengan memakai rantai yang kecil. Kalau gajah tersebut berjalan  dan menarik rantainya, maka rantai itu akan putus. Mengapa kakek tidak  memakai rantai yang lebih besar?" 
Kakek tersebut menjawab:  "Anakku, gajah ini saya pelihara sejak masih kecil. Waktu itu, dia telah  berusaha untuk menarik rantainya, tetapi rantainya tidak putus karena  dia masih kecil dan belum cukup kuat. Setelah berkali-kali mencoba dan  tidak berhasil memutuskan rantainya, maka gajah tersebut berhenti untuk  mencobanya lagi, walaupun sekarang sudah dewasa dan sebenarnya cukup  kuat untuk memutuskan rantainya. Ketahuilah anakku, gajah besar ini  tidak akan mencobanya lagi karena dia akan selalu menganggap tidak akan  berhasil."
Maka orang tersebut melanjutkan perjalanan pulang  ke rumahnya, sambil menarik kesimpulan bahwa lebih baik menjadi seekor  katak kecil yang selalu mencoba terus sampai berhasil, daripada menjadi  seekor gajah besar yang selalu berpikir tidak akan berhasil.
Pesan Moral:
Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan, hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman. Kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.
Kadang kala kita sering gagal dalam melakukan segala sesuatu. Ingatlah, "no one is perfect",  jadi janganlah menyerah dan putus asa karena kegagalan yang kita alami  ibarat kita sedang menumbuhkan akar-akar yang kuat agar suatu hari dapat  tumbuh setinggi-tingginya. Lebih baik menjadi seekor katak  kecil yang selalu mencoba terus sampai berhasil, daripada menjadi seekor  gajah besar yang selalu berpikir tidak akan berhasil dan tidak mau  mencoba lagi. Sebenarnya tidak ada orang yang gagal atau tidak  berhasil, yang ada sebenarnya orang yang menyerah dan berhenti di tengah  perjalanan untuk mencapai tujuannya.






 







