Celana jeans sudah sering diidentikkan dengan dunia kreatif. Di kantor-kantor yang mengutamakan kreativitas, celana jeans menjadi pakaian lumrah. Tengok, misalnya, di perusahan media (koran, majalah, dan televisi), periklanan, komputer, dan teknologi informasi (TI), banyak yang karyawannya menjadikan celana jeans sebagai pakaian keseharian mereka.Belakangan bahkan ada sejumlah kantoryang bidangnya di luar bisnis tadi sampai harus mengadakan "Jeans Day" satu hari dalam seminggu memakai celana jeans agar para karyawannya lebih kreatif dan rileks.
Untuk alasan ini maka kita akan mudah melihat para kampiun bisnis komputer dan TI seperti Steve Jobs (Apple), Mark Zuckerberg (Facebook), Larry Page, dan Sergey Brin (Google) sering mengenakan celana jeans saat bekerja (di kantornya) atau acara peluncuran produk mereka.
Meski begitu masih banyak kantor yang "mengharamkan" jeans masuk di dunia kerja mereka. Alasannya karena dengan memakai jeans suasana kantorjadi tak formal dan jadi tampak kurang profesional, misalnya di kantor pengacara, bank, pemerintahan, dan sebagainya. Akan tetapi banyak juga karyawan mereka yang mencuri-curi kesempatan masuk kerja menggunakan jeans, terutama dilakukan oleh mereka yang bekerja di divisi kreatifnya, seperti public relation atau orang lapangannya.
Hanya saja jika melihat kecenderungannya, sekarang jumlah perusahaan yang membolehkan karyawannya mengenakan jeans ke kantor makin banyak. Bukan karena semata-mata mode tetapi karena kepraktisan. Menurut pengamat modeJennifer Blanchard, ada lima alasan kenapa mereka diizinkan memakai jeans ke kantor:
1. Jeans yang tak mirip jeans. Banyak desain jeans yang sekarang modelnya mirip celana panjang biasa, tidak ketat, atau warnanya belel (pudar).Para desain mencoba "menyarukan" jeans menjadi setengah formal, bentuknya longgar, warnanya menjadi agak gelap sehingga pemakainya masih tampak profesional.
2. Jeans memudahkan karyawan berangkat ke tempat kerja. Maksudnya, dibanding dengan menyediakan pantalon (celana kain) atau rok bagi perempuan, memakai jeans lebih mudah persiapannya dan praktis. Di pagi hari ketika waktu sudah mendesak, seseorang tak perlu menyeterika ulang celana jeansnya yang diambil dari lemari tetapi bisa langsung memakainya. Di depan cermin pun tak perlu berlama-lama dandan sehingga mereka bisa cepat berangkat dan tiba di tempat kerja sesuai waktunya.
3. Jeans sangat nyaman.Setiap karyawan setidaknya bekerja delapan jam sehari. Dengan mengenakan pantalon, kemeja rapi, atau rok dan blus yang rapi, ia tak bisa mempertahankan kerapihan pakaiannya dalam waktu sepanjang itu.Kadang ada saja lipatan di sana-sini yang didapat sehabis makan siang atau sore yang tak nyaman dilihat karena salah duduk atau kusut bagian depan atau belakang karena sesuatu hal. Jeans bisa tetap nyaman dikenakan dan bergerak, juga tak perlu risih jika kusut. Karena itu jeans jadi lebih nyaman dikenakan.
4. Jeans juga bisa menunjukkan citra profesional. Ketika seseorang mengenakan jeans, jika pasangannya baju yang pas dan sepatu yang sepadan (bukan sepatu olahraga), mereka juga akan tetap tampak profesional. Misalnya celana jeans yang dipadukan dengan kemeja, blus, blazer, sweater, dan sebagainya, dengan sepatu tetap sepatu formal.
5. Jeans mengindikasikan profesi tertentu. Untuk bidang-bidang tertentu, seperti divisi kreatifnya (komputer, TI, perikalan, PR), jeans menjadi bagian mereka sekaligus memberikan identitas. Karena itu jeans banyak digunakan oleh mereka yang bekerja di bidang itu meski ia bekerja di perusahaan serius dan mendapat toleransi dari perusahaannya.