Pada  masa liburan sekolah yang lalu, saya belajar sesuatu yang luar biasa  dari sebuah sekolah kepribadian untuk anak-anak. Untuk mengisi liburan, ada program school holiday yang  diisi beberapa kali pertemuan.Saya amati salah satu pertemuan tsb.  dimana anak-anak diminta untuk melakukan aktivitas yang membuktikan  kekuatan pikiran yang fokus.
Masing-masing anak dalam  kelompok diminta untuk melempar 20 bola, satu per satu ke dalam  keranjang dari jarak sekitar 3 meter.Sebelum melempar mereka diberi tahu  bahwa teman-teman mereka terdahulu rata-rata hanya bisa memasukkan 1  dari 20 bola yang dilempar.Anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran,  meningkatkan keyakinan dan harapan agar mereka bisa mengalahkan kelompok  sebelumnya dan bisa lebih banyak memasukkan bola ke dalam  keranjang.Fasilitator memberi petunjuk melempar 1 bola dan masuk.Setelah  itu satu persatu anak mencoba melempar, dan ternyata rata-rata anak  bisa memasukkan 5 bola!
Pada babak lemparan kedua,  fasilitator kelompok mengatakan kepada anak-anak untuk tidak perlu  memfokuskan pikiran dan boleh melempar 20 bola itu secara bebas dan  tidak diberi target berapa bola yang harus dimasukkan.Setelah satu  persatu mencoba melempar; ternyata rata-rata anak hanya bisa memasukkan 1  bola saja, bahkan ada anak yang bolanya tidak masuk satupun!
Mengapa  bisa terjadi seperti ini?Apa yang membuat hasil lemparannya  berbeda?Seharusnya pada babak kedua lemparan bola anak-anak akan semakin  banyak yang masuk karena mereka sudah pernah berlatih melempar 20 bola  sebelumnya di babak pertama.Jadi selayaknya kurva belajar (learning curve)  mereka sudah terbentuk.Mengapa kurva belajar mereka tidak terbentuk?Di  bawah ini saya coba mengulas jawabnya secara sangat sederhana.
Motivation 1: the Power of Goal.
Pada  babak pertama anak-anak diberi tujuan yang jelas untuk diraih:  memasukkan bola lebih dari satu; sedangkan pada babak kedua tujuannya  tidak ada karena mereka bebas melempar.Tujuan atau goal ini  merupakan eksternal motivator yang kuat untuk mempengaruhi kemampuan dan  daya upaya seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan.Seseorang akan  berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencapai tujuan atau prestasi bila ada  target yang harus diraih dan batasan terendah yang harus dilalui.
Motivation 2: the Power of Your Mind
  Pada babak pertama, anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran dan  menaikkan tingkat keyakinan bahwa mereka bisa memasukkan bola lebih  banyak dari kelompok sebelumnya; sedangkan pada babak kedua tidak  demikian.Kekuatan pikiran yang fokus ini merupakan internal motivator  yang paling dahsyat yang bisa dimiliki seseorang.Pikiran ini akan  mempengaruhi alam bawah sadar seseorang berupa rasa percaya diri dan  tingkat keyakinan yang tinggi bahwa dia akan bisa melakukan sesuatu yang  diinginkan (attitude).  
Percaya diri yang tinggi ini pada gilirannya juga akan mempengaruhi ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang dalam melakukan sesuatu.Demikian pula sebaliknya, bila pikiran tidak fokus dan tidak yakin akan bisa, maka usaha yang dilakukan akan setengah hati dan ini tentu saja akan mempengaruhi hasilnya.
Motivation 3: The Power of Modeling the Way
  Pada babak pertama, ada fasilitator yang memberi contoh melempar bola  dan masuk; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Seseorang akan  dengan cepat berani dan bisa berhasil melakukan suatu tugas bila ada  seseorang yang secara langsung memberi contoh bagaimana cara  melakukannya (role modeling and coaching).Coaching ini  menggabungkan dua motivasi diatas, eksternal karena ada yang member  contoh dan internal karena contoh ini memupuk keyakinan atau rasa  percaya dirinya bahwa suatu tugas itu bisa dilakukan.
Memotivasi seseorang dengan memberi kata-kata yang menguatkan atau berupa hadiah (pull)  bisa saja terjadi, tetapi akan memakan waktu yang lama karena memupuk  keyakinan secara verbal lebih sulit dilakukan ketimbang secara visual  (dengan member contoh yang dapat dilihat langsung melalui coaching).
Motivation 4: the End Depends Upon the Beginning
 Memotivasi seseorang bisa juga dilakukan dengan mendorongnya untuk melakukan sesuatu (push).  Sekadar contoh: agar seorang anak bisa lari lebih cepat di belakangnya  ditaruh seekor anjing galak yang mengejar; atau agar anak dapat berenang  lebih cepat di dalam kolam renang dimasukkan seekor buaya.Ini seperti  menciptakan sense of crisis sehingga seseorang akan terpacu untuk secepat mungkin menyelesaikan suatu tugas.
The Best Motivation
  Manakah cara memotivasi yang terbaik?Motivasi yang spektakuler  dahsyatnya bisa terjadi bila Anda berhasil menggabungkan ke empat elemen  ini secara bersamaan. Ada target yang harus diraih, pikiran yang selalu  fokus, ada contoh cara melakukannya, dan ada dorongan (push) denganhukuman bila gagal.Selamat mencoba.
Posted in : My Story






 







