Impian Pengemis
Ada seorang pengemis yang setiap hari berkeliaran di jalanan setiap hari selalu berpikir, betapa bagus jika ditangannya ada uang 2000 dollar.
Pada suatu hari, pengemis ini tanpa sengaja, melihat seekor anjing kecil yang lucu sedang tersesat. Pengemis ini melihat disekelilingnya tidak ada seorangpun, lalu ia menggendong anjing kecil ini pulang ke gubuknya dan mengikatnya disana.
Rupanya pemilik anjing ini adalah orang yang paling kaya di kota ini.
Hartawan ini setelah kehilangan anjingnya sangat panik, karena anjing ini adalah anjing ras yang sangat terkenal yang diimport dari luar negeri. Lalu hartawan ini membuat pengumuman di seluruh tv yang ada dikota ini mengatakan siapa yang menemukan anjingnya akan diberi hadiah 2000 dollar.
Keesokan harinya ketika pengemis ini keluar untuk mengemis, melihat pengumuman ini, lalu tergesa pulang kerumahnya menggendong anjing itu pergi mengambil hadiahnya, ketika dia tergesa menggendong anjing ke stasiun tv, dia melihat pengumuman telah berubah hadiahnya sudah bertambah menjadi 3000 dollar, rupanya karena hartawan ini tidak dapat menemukan anjingnya, lalu telepon ke stasiun tv menambah hadiahnya menjadi 3000 dollar.
Pengemis ini hampir tidak percaya kepada matanya sendiri, langkah kakinya tiba-tiba berhenti, setelah dipikir-pikir akhirnya dia menggendong anjingnya kembali ke gubuknya diikat kembali, setelah hari ketiga, benar saja hadiahnya bertambah lagi, pada hari keempat hadiah bertambah lagi.
Setelah hari yang ke tujuh, hadiahnya sudah sangat menggagetkan seluruh penduduk kota, pada saat ini pengemis ini lari pulang ke gubuknya, untuk mengambil anjing ini, tetapi diluar dugaannya sungguh kasihan anjing kecil itu sudah mati kelaparan, pengemis tetap pengemis.
Sebenarnya didalam kehidupan kita ini, banyak barang bagus bukan karena kita tidak berjodoh mendapatkannya, tetapi harapan kita terlalu tinggi, ketika kita sudah hampir mendekati sebuah target, terkadang kita akan merubah arah mendekati target yang lebih tinggi.
Ada seorang ahli filsafat dari negeri barat mengatakan,”Harapan manusia bagaikan sebuah gunung merapi, jika tidak dapat mengontrolnya akan melukai diri sendiri.”